Sabtu, 28 Februari 2015

Apa Itu Kepemimpinan



Kali ini, saya akan membahas tentang kepemimpinan. Niat ini berawal karena adanya sosialisasi untuk siswa SMA yang baru saja saya ikuti tadi pagi. Pembahasannya tentang apa itu LEADERSHIP. Nah menurut penuturan narasumber tadi, leadership  adalah ilmu yang mempelajari bagaimana caranya memimpin, dan bagaimana caranya supaya orang melakukan apa yang kita perintahkan. Nah, saya disini bukan bertujuan untuk mengomentari apa yang menjadi pemikiran narasumber. Tapi saya hanya ingin menuliskan apa yang menjadi pemikiran saya tentang leadership ini.
Menurut saya, leadership atau kepemimpinan itu terbagi atas 2 bentuk, yaitu :
1.       Kepemimpinan Otoriter
Otoriter artinya segala sesuatunya harus dilaksanakan sesuai dengan kehendak si pemimpin. Pemimpin menjadi pokok utama dalam hal ini. Namun kepemimpian jenis ini cenderung memaksa dan bersifat memberi tekanan. Singkatnya, kepemimpinan jenis inilah yang bersifat memaksa untuk dituruti dan melakukan apa yang diperintahkan oleh si pemimpin.
2.       Kharisma
Nah, untuk jenis kepemimpinan yang satu ini, cenderung lebih bersahabat dan ringan. Kharisma, ini semacam talenta yang sudah di bawa sejak lahir. Ibu saya pernah berkata, lingkungan bisa membuat kita bersikap menjadi pemimpin yang ditakuti (otoriter) namun seseorang yang punya kharisma, tanpa pengaruh apapun, akan tetap bisa memimpin. Artinya, orang – orang yang punya kharisma dengan sendirinya akan mudah berbaur dengan masyarakat, apa yang dilakukannya akan cepat menjadi pusat perhaitan orang banyak. Oleh karena itu, sifat kepemimpinan jenis ini cenderung mudah bekerja sama, dan terkesan tidak memberi tekanan. Inilah yang disebut dengan talenta tadi, dengan sendirinya ada dalam diri seseorang tanpa adanya pengaruh dari luar.
                Jadi kesimpulannya, jiwa kepemimpinan itu ada yang bisa dipelajari, dan ada yang mengalir dalam diri sendiri sejak lahir. Perbedaan kedua jenis kepemimpinan terletak pada apa dan bagaimana situasinya, otoriter cenderung memaksa dan tegas. Tapi untuk kharisma, tanpa adanya tekanan maupun doktrin – doktrin keras dari pemimpin, tujuan itu tetap bisa tercapai, orang yang kita pimpin akan turut mengikuti apa yang kita perintahkan.
                Jadi leadership atau kepemimpinan itu bukan hanya sekedar ilmu, tapi juga dari dalam diri sendiri. Seseorang bisa belajar  menjadi pemimpin, namun tidak menutup kemungkinan untuk seseorang ditakdirkan menjadi seorang pemimpin. Saya akhiri tulisan ini dengan kalimat yang sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari – hari “Untuk menjadi  pemimpin, terlebih dahulu kita harus bisa dipimpin.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar